Rabu, 24 Juni 2015

Masa lalu

Sedikit pengantar tidur, penguat langkah, dan pelajaran berharga... telah di kokohkan niat melangkah mundur dan memutar haluan, semoga hidupmu lebih bahagia dengan dia bahkan mereka seperti halx dgn saya yg sdh terbiasa, mnemukan nuansa baru dan yakinlah saya lebih bahagia skrg, mengumpulkan hal yg sejenis usaha memantaskan diri, membuat hidup sdkt lbh berkualitas dibanding hx menggalaukanmu setiap hari yg sdh pasti tdk kau gubris sedikit pun tp yakinlah itu batu loncatan untuk saya lebh tegar,  tdk ada alasan untuk saya membenci walau sbnrx sgt ingin membenci sebab tanpa sengaja saya sudah seperti layangan yang ditarik ulur, sudahlah.. lupakan itu.. saya memaafkan dan tenang tidak akan ada lagi sakit perut krena gugup ataupun gemetar karena jumpa yg di sengaja maupun tidak, sebab saya yakin tuhan sudah lelah mendengar doa untuk mengikhkaskn mu.

Sabtu, 13 Juni 2015

" persimpangan Lelah"

Sudah tidak terlalu banyak hal yang rasanya bisa kutawarkan. Setelah selama ini siaga di sisi demi mengusap keringatmu yang datang tanpa permisi — perjuangan ini rasanya makin absurd untuk dijalani. Asal kau tahu, jika hati ini adalah kursi kayu panjang kau sudah melengkungkan dan menciptakan banyak retak di atasnya. Tanpa mau tahu apa yang kurasa.“Aku ‘kan sudah bilang kalau aku begini. Kalau sudah tahu, kenapa kamu tidak pergi?”Oh ayolah. Egois sekali dirimu. Berlindung di balik ke-aku-an yang rasanya tak bisa ditawar lagi. Seakan dengan bilang kau brengsek dari awal maka aku pasti tak akan sakit hati.Kau pernah kuperjuangkan sampai menciptakan sembilu yang perihnya terasa sampai hari ini. Kini kuputuskan berhenti. Aku tak lagi mau jadi opsi. Lebih baik aku remuk hari ini, daripada terus berjuang demimu yang tak punya hati.Impian bisa menggenapkanmu sudah kuakhiri. Rasanya kau juga tak perlu tahu, Pernah ada gadis yang cintanya menaungimu serimbun itu. Berulang ranting teduhnya hendak dipangkas namun ia tak sampai hati, bercericit cemas. Lalu duduk lemas.Kau juga tidak perlu tahu betapa banyak air mata dan harga dirinya tergadai.Berenanglah dalam matanya, cobalah berjalan di hatinya jika bisa kau akan menemukan jejakmu dimana-mana.Setiap kali mengecup punggung tanganmu, ada haru yang muncul di hati gadis yang dulu milikmu. Sedang ia, menatap matamu saja tak mampu. Takut pancar bening lain terpantul di situ.Gadis yang sama kini memilih dengan gagah — ia sudah berhenti bermimpi bisa menggenapkamu. Patah arang.Sebab saat kau sedikit mencintainya biasanya sakit setelahnya akan berlipat ganda.Sering-seringlah menyakitiku. Kau toh tak peduli ‘kan jika hati ini berderak keras karenamu?Kau toh tak peduli jika hati ini berderak keras karenamu .Sering-seringlah menyakitiku, Sayang. Kau sudah lebih dari tahu kalau hatiku tak lebih sebuah kursi kayu panjang melengkung di tengah, Ia hanya akan protes saat sudah benar-benar patah, berhenti punya guna. Tak berwujud lagi di mata manusia.Selama masih bisa kau aturdudukmu miring sedikit, geser kanan-kiri bergantian tiap detik aku pasti masih kuat bertahan. Dan kau, Sayang, sudah memperhitungkannya lebih dulu.Kemari, coba kulihat kertas burammu. Aku penasaran atas ekuasi handal sampai kapan nyeri ini sanggup ditahan hingga “Kraaak!”, dua ia terbelah Lalu kau segera beranjak, beringsut pindah.Waktu membuat makin banyak peran di hidupku yang kau mainkan. Tapi bukan berarti lalu kau tak bisa kutinggalkan Memang, kamu sudah menjelma memainkan banyak peran. Tapi bukan berarti tak bisa kutinggalkan ,Denganmu aku sudah bermain gengsi, jatuh cinta,patah hati, sakit dan benci, tapi ujung-ujungnya jatuh cinta lagi. Denganmu, aku menjelma jadi gadis kecil manja yang minta diusap saat sakit pinggang. Atau wanita dewasa yang menyapu kamar dan memasak tanpa diminta. Dalam jejak kecil kita, aku hanya ingin jadi sebaik-baik wanita. Agar kamu bangga dan bahagia. Meski kebiasaan buruk dan kecerobohanku terus kau baca, tapi kasih terus tersedia.Sekian lama kita bersama kau memang menjelma jadi kekasih, kakak, sahabat, teman diskusi dan bahkan rekan bertengkar. Aku mencintaimu tanpa banyak minta. Tak pernah terbersit komparasi dengan pria lain di luar sana.Sesekali kau menemukanku merengek manja. Minta ditemani ke mana-mana, atau minta kau membuka lengan agar dadamu bisa jadi rumah tempatku pulang dan meletakkan kepala. Mengetahui fakta bahwa aku membutuhkanmu boleh membuatmu bangga. Tapi bukan berarti tanpa kehadiranmu hidupku tak bisa berjalan sebagaimana mestinya.Kehilanganmu jelas membuatku mati rasa sementara. Namun aku bersumpah, selepas limbung beberapa saat lamanya kauakan menemukanku melenggang seperti biasa. Aku bertahan. Perlakuanmu selama ini membentukku jadi pejuang.Aku pergi. Kini rasakanlah bagaimana lelahnya menghadapi hidup seorang diri. Asal kau tahu, kenop ke hatiku sudah diganti. Kau tak bisa masuk ke dalamnya lagi Rasakanlah hidup seorang diri. Kau tak bisa masuk ke hatiku lagi .Kata orang, cara terbaik untuk menghargai arti sebuah rumah adalah dengan meninggalkannya. Pergi, membuatmu lepas dari cangkang yang bernama kenyamanan. Memaksamu tangguh menghadapi dunia tanpa perlindungan. Di luar, satu-satunya cara yang tersedia hanyalah berjuang. Mengerahkan seluruh kemampuan agar kamu tetap hidup. Belajar bertahan.Kau tahu, mungkin kita hanya terlalu jengah setelah menghirup udara yang sama. Kau dan aku lupa kita pernah saling membutuhkan. Tak perlu lagi kugapai engkau jauh-jauh. Sebab kau sedekat pembuluh. Untukmu, aku sudah seperti nafas. Hingga ringan rasanya kau hempas. Kau dan aku seperti dua petualang yang kelelahan. Kita butuh meluruskan betis sebelum langkah kembali diayunkan.Aku juga takut kedinginan. Enggan rasanya keluar dari hangat ruangan, untuk kemudian menggigil. Sendirian. Tapi dekapmu tak akan kuhargai, sebelum aku tahu repotnya harus memeluk diri sendiri. Kamu tak akan menghayati rasanya didampingi. Sebelum pijatan di bahumu tak lagi mudah ditemui.Rasakan. Rasakan bagaimana lelahnya menghadapi hidup sendiri. Nikmati. Nikmati hari-hari penat tanpa pijatan, ketika keringatmu menetes deras tanpa ada yang menghentikan. Carilah rumah kontrakan, tempat singgah baru. Lalu hayatilah, apakah ia bisa melelapkanmu seperti aku?Bisakah ia merawatmu tanpa banyak gerutu, memastikan semua bersih dan rapi sebelum kau kembali membuka pintu?Rumah ini perlu dibenahi dulu. Cat nya butuh digantibaru, lampu beranda juga sudah terlalu redup untuk kita santai duduk di depan pintu.Sebelum kita benar-benar berkemas. Ingin kubisikkan kata pamungkas pelan-pelan di telingamu,“Kunci kenop pintu itu sudah kuganti selamanya. Kau tak lagi bisa seenaknyamembukanya kapan saja”

Maka"BERBAHAGIALAH,SAYANG".

Minggu, 17 Mei 2015

Bulukumba, Kota Sejuta Penyair

Aku lahir di sini dari rahim ibu yang menua pada waktu tanah merah hitam yang menggumpal bekukan batang jagung dan batang padi dan asin airnya mengalir dalam darahku bersama nyanyian nyiur yang melambai-lambai pada garis pantainya memanggil-manggil, menggema, memanjat batang kelor dalam sajak rindu-rindu pada negeri ibu, negeri sejuta nahkoda negeri sejuta panrita negeri sejuta nahkoda Bulukumba

Walau
Aku bertualang melangkah mendaki ke dalam belantara kehidupan
terbang ke langit kelima menyusup ke dalam batas bumi
bertemu jawara-jawara yang menikam sukma
Aku tak melupakan kokoh tiang pinisi
menantang ombak sembilan samudera
Aku tak melupakanmu negeriku, negeri sejuta nahkoda dan panrita,
negeri sejuta dongeng, negeri sejuta pau-pau, negeri sejuta budaya
kota sejuta penyair
Bulukumba

Walau
Aku bertualang masuk ke dalam hidup
menemui pengantinku di negeri jauh
lalu bercinta di batas lelah lunglai di puncak sepi
rindu tak pernah usai menyanyi dalam qalbu
memanggil-manggil pulang
memanggil-manggil pulang
melewati pematang sawah
menyusuri sungai, tepian pantai, lereng bukit
merenangi laut Flores dan teluk Bone
melintasi Lompo Battang
Datang padamu Bulukumba, meneguk airmu, mengupas jagungmu,
menumbuk padimu, memetik daun kelormu,
mencubit daging tuing-tuing, loka-loka, lure, lajang,
yang kukulum bersama sayur kelor dan nasi kampo'do'

Uh
Najis rasanya pizza ayam goreng Amerika
Muntah rasanya makan sozzis dan conello Cina
Muntah rasanya minum minuman karbonat Jepang
Muntah rasanya makan gorengan dari minyak goreng Malaysia

Biarlah di kota sejuta penyair
kunikmati dendeng capi, poca'-poca', sanggara bambang, sarabba,
lopisi, dumpi eja, kampalo, gogoso, baruasa, taripang, uhu'-uhu',
cucuru dari minyak rakang

Kota ini, Bulukumba, kota mendunia
kota sejuta penyair

Di sana kalian punya patung liberty
kami punya patung pinisi
Di sana kalian punya pantai Hawai dan Bombai
kami punya pantai Bira, Dajo, Lemo-lemo, Batu Tallasa, Samboang,


Terputusnya rantai kasih..

Dan pada akhirnya kata perpisahan terpakSA harus di lisankan juga... entah dengan perasaan ikhlas ataupun tdk... itu pun sudah tak berpengaruh... saatx berjalan mandiri menggunakan tongkat dan sepotong hati...
Setelah berjuang beberapa saat... mempertaruhkan ego,air mata dan amarah ,akhirnya gugur juga krn ketidakpedulian, ketidakmengertian.. Sedikit menyesali ap yg tlah tertoreh tpi lisan menampar menyadarkan bahwa semuanya akan cacat jika di paksakan... terima kasih untk wktu dan pelajaran berharganya... ternyata sampai saat ini sya masih sgt bodoh dalam hitungan matematika ,semua berhenti lebih cepat dari  hasil nilai cakaran yang berbulan2 berusaha sy pecahkan... terngiang kalimat terakhir , lebih fals dari lengkingan suara nyamuk yang berusaha mengeja kitabx... hah semua hx tertawa... mnrtawai butir halus yg kian membanyak...

#Hijrah

Makalah Wakaf Non Produktif

WAKAF NON PRODUKTIF

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II

SITI HUDZAIFAH MIFTAHUL JANNAH10300113034
MARWA. R10300113014
WESESHA DWIPAMA. H10300113017
SUSI SUGIARTI10300113042
ROSMINI10300113041
WAHYUNI HAMKA10300113008
FITRIANI. A10300113046
NINING KAMELIAH10300113013
NASRUN10300113023
ANDI BASOFI ISKANDAR10300113050
MUH. RISMAN10300113005
WAHYUDDIN10300113016
MUH. RUSLI10300113009

HUKUM PIDANA & KETATANEGARAAN
                             TAHUN AKADEMIK  2014 / 2015
                                  SYARIAH & HUKUM

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb.
Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah, Tuham semesta alam atas segala berkat, rahmat, taufik serta hidayah-Nyalah yang tiada terkira besarnya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah hukum perwakafan ini.

Dengan adanya makalah ini, kami sebagai penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat memberikan informasi baru bagi pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami menerima adanya kritik dan saran membangun untuk perbaikan penulisan makalah berikutnya.

Samata, Mei 2015

     Penyusun
       Kelompok II

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………...
Daftar Isi……………………………………………………………………………………
BAB 1 : Pendahuluan
Latar Belakang………………………………………………………………………….
Rumusan Masalah………………………………………………………………………
BAB 2 : Pembahasan
Pengertian Wakaf Non Produktif……………………………………………………….
Unsur – Unsur Wakaf…………………………………………………………………..
Dasar Hukum…………………………………………………………………………...
Laporan Hasil Observasi………………………………………………………………..
BAB 3 : Penutup
Kesimpulan……………………………………………………………………………..
Saran…………………………………………………………………………………....
Daftar Pustaka

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bagi sebagian besar rakyat Indosenia, tanah menempati kedudukan  penting dalam kehidupan mereka sehari-hari. Terlebih lagi bagi rakyat pedesaan yang pekerjaan pokoknya bertani, berkebun atau berladang, tanah  merupakan tempat pergantungan hidup mereka.
Berbagai jenis hak dapat melekat pada tanah dengan perbedaan prosedur, syarat ketentuan untuk memperoleh hak tersebut. Di dalam hukum adat dikenal hak membuka tanah, hak wenang pilih, hak menarik hasil, sampai hak milik. Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu, hubungan dengan tanah demikian eratnya sehingga dianggap mempunyai nilai magis. Pembukaan tanah dengan menebang hutan dianggap dapat mengganggu keseimbangan magis lingkungan itu karena itu perlu adanya upacara tertentu untuk memulihkan keseimbangan magis tersebut.
Untuk penduduk perkotaan, tanah juga tidak kurang pentingnya baik untuk tempat pemukiman maupun sebagai lokasi usaha. Dengan arus urbanisasi yang cukup deras di satu sisi dan makin berkembang pesatnya pembangunan berbagai bidang di perkotaan, di sisi lain menyebabkan posisi tanah menjadi semakin penting. Sebagai kelanjutan yang logis dalam hal ini, muncullah berbagai perbedaan bahkan bentrokan kepentingan diantara berbagai pihak seperti pemerintah, pengusaha dan masyarakat banyak. Pada gilirannya tanah berkembang menjadi titik yang rawan. Dalam berbagai kasus yang timbul, kalau beberapa kepentingan berada dalam posisi yang berhadap-hadapan, maka biasanya kepentingan pihak yang lebih kuatlah yang menang (dalam hal ini pemerintah atau pengusaha besar)  dan rakyat kecil selalu merasa dirugikan. Muncullah ke permukaan, banyak keluhan dan ketidakpuasan dari kelompok-kelompok masyarakat.
Di dalam hukum Islam dikenal banyak cara untuk mendapatkan hak atas tanah. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain : jual beli, tukar menukar, hibah, hadiah, infaq, sedekah, wakaf, wasiat, ihya-ulmawat (membuka tanah baru).
Di antara banyak title perolehan atau peralihan hak yang dikenal dalam hukum Islam tersebut, maka ternyata wakaf mendapat tempat pengaturan secara khusus di antara perangkat perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dalam hal ini berbentuk pengaturan pemerintah. Dengan demikian wakaf merupakan salah satu lembaga hukum Islam yang mempunyai titik temu secara konkret dengan peraturan yang berlaku di Indonesia karena itu sangat menarik untuk menelaah masalah ini lebih lanjut dengan mencoba menelusuri kenyataan atau praktek yang terjadi.

Rumusan Masalah
Apa itu wakaf non produktif ?
Apa yang termasuk unsur – unsur wakaf ?
Apa dasar hukum wakaf ?
Bagaimana hasil observasi wakaf non produktif di lingkungan sekitar?





BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Wakaf Non Produktif
Wakaf adalah penahanan harta yang dapat diambil manfaatnya tanpa musnah seketika dan untuk penggunaan yang mubah serta dimaksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah.
Jadi, wakaf non produktif adalah pengelolaan harta wakaf untuk hal-hal yang sifatnya tidak menghasilkan keuntungan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa wakaf non produktif adalah transformasi dari pengelolaan wakaf yang kurang konsisten sehingga mengurangi bahkan menghilangkan manfaat wakaf.

Unsur – Unsur Wakaf
Wakif ( orang yang berwakaf )
Wakif ( orang yang berwakaf  ) adalah pemilik harta yang mewakafkan hartanya dengan syarat kehendak sendiri bukan karena dipaksa.
Mauquf  ( harta yang diwakafkan )
Pada permulaan wakaf, diisyaratkan pada zaman rasulullah. Maka sifat – sifat harta yang diwakafkan haruslah yang tahan lama dan bermanfaat seperti tanah dan kebun.  Tetapi kemudian para ulama berpendapat bahwa harta selain tanah dan kebun pun dapat diwakafkan asal bermanfaat dan tahan lama, seperti binatang ternak, alat – alat pertanian, kitab – kitab ilmu pengetahuan dan bangunan. Akan tetapi, dalam hal ini banyak ulama yang berpendapat bahwa adapun kesimpulan dari berbagai pendapat tersebut pada asasnya semua harta yang bermanfaat dapat diwakafkan, hanya saja harta yang tahan lama lebih lama pula mengalir pahalanya diterima oleh wakif dibanding dengan harta yang tidak tahan lama.
Mauquf Alaih ( tujuan wakaf )
Mauquf alaih ( tujuan wakaf ) antara lain untuk mencari keridhaan Allah SWT dan untuk kepentingan masyarakat.
Shigat
Shigat wakaf ialah kata – kata atau pernyataan yang diucapkan atau dinyatakan oleh orang yang berwakaf.

Dasar Hukum
Secara umum tidak terdapat ayat – ayat Al – Qur’an yang menerangkan konsep wakaf secara jelas. Oleh karena wakaf termasuk infaq fii sabilillah, maka dasar yang digunakan para ulama dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman ayat – ayat Al – Qur’an yang menjelaskan tentang infaq fii sabilillah. Di antara ayat – ayat tersebut ialah :
“ Hai orang – orang yang beriman! Nafkahkanlah ( di jalan Allah ) sebagian dari hasil usaha kamu yang baik – baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. “ ( QS. Al – Baqarah : 267 )
“ Kamu sekali – sekali tidak sampai kepada kebajikan ( yang sempurna ) sebelum kamu menafkahkan sebagian dari apa yang kamu cintai.” ( QS. Ali Imran : 92 )
“ Perumpamaan ( nafkah yang dikeluarkan oleh ) orang – orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap – tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan ( ganjaran ) bagi siapa yang dia kehendaki dan Allah Maha luas ( karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. “ ( QS. Al – Baqarah : 261 )
Ayat – ayat tersebut di atas menjelaskan tentang anjuran untuk menginfaqkan harta yang diperoleh untuk mendapatkan pahala dan kebajikan.

Hasil Observasi
                  
Identitas Pondok Pesantren
NSPP lama: 512730603003
NSPP baru: 510373060003
Nama Pondok Pesantren: Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Alamat: Jl. Poros Pallangga KM 3.5 Bontorea
Kecamatan: Pallangga
Kabupaten: Gowa
Provinsi: Sulawesi Selatan
Kode Pos: 92161
Tahun Berdiri: 11 November 1988
Tipe Pondok Pesantren: ‘Ashriyyah( Modern )/kombinasi
Afilisiasi Organisasi Keagamaan: NahdlatulUlama (NU)

Sejarah Singkat
Pondok Pesantren Bahrul Ulum Bontorea kec. Pallangga kab. Gowa berdiri di atas  tanah wakaf H.M. Hasan Bisri yang berasal dari Sidoarjo Jawa Timur. Pesantern ini didirikan pada tanggal 11 november 1988 oleh H.M. Hasan Bisri bersama Drs. K.H Bustamin Syarief , Bali dg. Sese dan bapak Halifu Hamid SH. Sebagai pemrakarsa yang bersama-sama masyarakat dan dukungan pemerintah membangun dan membina pesantren. Pondok Pesantren Bahrul Ulum Bontorea berpaham ahlus sunnah wal jama'ah ( aswaja ).
Pada tahun 2002 , Pondok Pesantren Bahrul Ulum diwakafkan pada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama  ( PBNU ) yang berpusat di Jakarta . Sejak itulah  pengolah pesantren Bahrul Ulum Bontorea secara kelembagaaan dibawah struktur organisasi dan oleh PBNU mengamanahkan kepada pengurus cabang NU Gowa untuk menaunginya. Pada tahun 2002 – 2006 K.H Abd. Hahid Mahmud ( alm ) ( ketua PCNU Gowa ) sebagai direktur Pesantren Modern Bahrul Ulum Bontorea. Pada tahun 2007 sampai sekarang direktur pesantren Bahrul Ulum Bontorea dijabat oleh Drs. H. Abd. Jabbar Hijaz, M.si (selaku ketua PCNU Gowa).

Perkembangan Tanah Wakaf
Pesantren Modern Bahrul Ulum dalam perkembanganya selama 26 tahun telah eksis dalam bidang pendidikan dan pengabdian dalam masyarakat serta mampu menempatkan dirinya sebagai salah satu lembaga pendidikan di kab. Gowa yang dapat mencetak kader bangsa yang mampu bersaing dalam berbagai segi kehidupan dan lapangan pekerjaan. Hal tersebut dapat tercapai karena muatan pelajaran di dalam Pondok Pesantren Modern Bahrul Ulum yang terdiri atas pelajaran kepesantrenan dan pelajaran umum yaitu pelajaran yang di pelajari di SMA/MA, SMP/MTs dan SD/MI  sehingga santri mendapatkan pelajaran yang lebih banyak dibandingkan sekolah umum dengan lulusan rata-rata 100% sejak wisuda pertama sampai terakhir 2014 .
Guru atau tenaga pengajar Pesantren Bahrul Ulum yang mengajar ditingkat Madrasah sebanyak 30 orang dan pembina pondok sebanyak 20 orang, diantaranya berpendidikan magister (S2) dan sarjana lengkap (S1) dengan latar belakang pendidikan, keahlian dan pengalaman yang teruji di bidangnya masing-masing. Khusus untuk pembina pondok adalah alumni pondok pesantren dan diantaranya adalah alumni Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.
Peserta didik siswa atau santri Pesantren Modern Bahrul Ulum berasal dari berbagai daerah, diantaranya berasal dari Jawa , Sulawesi Barat dan daerah kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan serta masyarakat sekitar pesantren. Pesantren Modern Bahrul Ulum telah melahirkan banyak alumni yang sebagian besar menjadi PNS, TNI, POLRI , pengusaha dan wiraswasta serta sebagian menjadi guru dan kembali mengabdi di Pesantren Bahrul Ulum. 
Sistem pembelajaran yang diterapkan di Pesantren Modern Bahrul Ulum berdasarkan kurikukulum Diknas dan kementrian Agama. Untuk pengajaran klasikal secara formal di Madrasah mulai jam 07.00 s/d jam 12.30 dengan mata pelajaran seperti sekolah umum / madrasah lainnya.
Untuk pembelajaran Pondok berdasarkan pada sistem halaqah, yakni pengajian kitab kuning atau yang lazimnya disebut kitab “gundul” berbahasa Arab tanpa baris dan harakat, diantaranya kitab Tafsir Al jalalain, Riyadus Shalihin, Bulughul Maram dan Al azkar.
Setiap santri Pesantren Bahrul Ulum wajib mondok di asrama yang telah disediakan dan belajar secara formal di Madrasah.
Fasilitas dan prasarana yang disediakan:
Asrama dan kamar mandi / wc
Ruang belajar di Madrasah
Ruang dapur bagi santri putra dan putri
Masjid sebagai pusat ibadah dan kegiatan pengajian
Perpustakaan
Laboratorium
Aula sebagai kegiatan ekstrakurikuler santri
Lapangan olahraga
Perumahan guru
Koperasi
POSKESTREN (Pos Kesehatan Pesantren)
Kantin

Adapun pengurus organisasi Pondok Pesantren Bahrul Ulum Modern yaitu :
Penyelenggara: Pengurus besar Nahdlatul Ulama
Pelindung : PWNU Sulsel
Pelaksana: PCNU kab. Gowa
Direktur: Drs. H. Abdul Jabbar Hijaz, M.Si
Pengelola Pesantren  : K.H. Muh. Arufin Bahru
Pimpinan / Pengasuh : H. Abbas Muh. Ali Mayo Lc, MA
Kepala MA/SMA        : Drs. H. Muh. Yunus. M
Kepala MTs/SMP        : Miftahur Rohmah S.PdI
Kepala MI/SD             : Nur Aidah Rauf, S.Ag, M.Pd.I
Kepala MDTA             : Miftahur Rohmah S.Pd.I

Wakaf non produktif yang ada di Pondok Pesantren Modern Bahrul Ulum antara lain:
Nasyid
Nasyid adalah salah satu extra kurikuler di Pondok Pesantren Modern Bahrul Ulum berupa rebana. Nasyid dinonaktifkan karena guru atau pengajar yang ada di pesantren itu telah pindah ke luar kota. Nasyid dinonaktifkan pada akhir 2013 yang lalu.

Ruang Kelas
Ada satu bangunan yang terdiri dari tiga kelas yang tidak digunakan lagi di pondok pesantren itu. Menurut keterangan yang kami dapatkan, bangunan itu dinonaktifkan pada awal 2013 dengan alasan ingin dilakukan renovasi serta peningkatan fasilitas. Namun kenyataannya ada kendala yang didapatkan oleh pihak pengurus berupa dana sehingga belum dapat melakukan renovasi.

                           Tampak luar bangunan

                        
                                        Tampak  Depan KelasTampak Dalam Kelas

WC
Sama halnya dengan bangunan kelas, wc juga tidak berfungsi sejak awal 2013 dikarenakan sumur yang ada di belakang bangunan kelas telah tercemar dan pipa yang mengaliri air dari sumur WC tersebut tersumbat, sehingga secara tidak langsung WC tersebut terbengkalai akibat lama tidak dioperasikan oleh siswa dan guru.

                                  

Tambak
Tambak ini tidak terpakai lagi sejak tahun 2010 dikarenakan rencananya di daerah sekitar tambak itu akan dibangun sebuah kelas namun kenyataannya sampai sekarang bangunan kelas tersebut belum dibangun karena terhalang masalah dana. Maka dari itu dari tahun 2010 sampai hari ini tambak tersebut terbengkalai dari perbaikan dan pemeliharaan.

       
            Tampak dari jauh

                                                     
Tampak dekat
BAB III
         PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan pada pihak Pondok Pesantren Modern Bahrul Ulum, maka kami menarik kesimpulan bahwa Pondok Pesantern tersebut adalah hasil wakaf dari H.M. Hasan Bisri kemudian didirikan pada tanggal 11 November 1988 oleh H.M. Hasan Bisri bersama Drs. K.H. Bustamin Syarief, Bali Dg. Sese dan Bapak Halifu Hamid SH. yang berjuang dan berusaha mewujudkan generasi Islam yang cerdas, terampil, berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara.  Selain itu mereka juga bertekad untuk membentuk santri yang memiliki akidah yang kuat, kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu, bersikap tasamuh (toleran), tawassut (moderat) dan i’tidal (konsisten) dalam kegiatan amar ma’ruf nahi mungkar berdasarkan tata nilai keislaman dengan paham Ahlus sunnah wal jama’ah.
Pondok Pesantren ini menyelenggarakan sistem pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu. Menanamkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta Iman dan Taqwa (IMTAK) agar mampu menjadi penerus dan penerima tongkat estafet kepemimpinan agama dan bangsa di masa yang akan datang.
Namun pada kenyataannya, di tanah wakaf H.M Hasan Bisri ini masih ada sebagian kecil dari hasil wakafnya yang non produktif. Dalam artian tidak dipergunakan manfaatnya melainkan hanya dijadikan pajangan belaka.

Saran
Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk penyempurnaan makalah ini maupun makalah selanjutnya.
            DAFTAR PUSTAKA

Dr. Mukhtar Lutfi, M.Pd. Manajemen Wakaf Upaya Progresif dan Inovatif bagi Kesejahteraan Umat. Makassar, Samata - Gowa : Alauddin University Pers, 2013

Drs. H. Adijani Al Alabij, SH. Perwakafan Tanah di Indonesia dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Rajawali Pers, 2002.

Hasil Observasi di Pondok Pesantren Modern Bahrul Ulum, 24 April 2015.










Coretcoret

Tentang kisah pilu keluarga yang membuat berdecak kagum.. tentang senyum yang menjadi trending topic setiap hari agar hidup mampu mengelabui kesedihan...
Semoga ada balasan indah dibalik semua ini.. selain itu kami yakin ini adalah karma manis terkhusus keluarga kami... maaf telah khilaf dan lupa mengucap syukur hingga akhirnya semua berlalu lalang kemudian meninggalkan... 1  persatu bahkan semuanya... setidaknya ini jadi pelajaran indah sepanjang hidup kami.


Sabtu, 16 Mei 2015

Airmata pilu


Kisah seorang sahabat... sedang dikunjungi nya kisah pilu oleh bergantinya gelar yang semula lengkap kini menjadi tak utuh.. air mata bersimbah membasahi wajah ayu nan
indah.. meratapi pilu nya nikmat yang diutus tuhan untuk menggoncang silsilah kecil nya.. sang sahabat berkata "sekarang yatim telah mengunjungi ku dan yakin itu tak akan meninggalkan ku hingga dunia setelah ini.. dunia semakin besar untuk ku.. punggung ibu terlalu kecil untuk menopang berat beban silsilah ku... kawan.. apa yang harus ku lakukan, tak ada lagi sapa ayah yg hrus ku ucap.. kepercayaan pun masih belum mampu menemani ku,tentang ayah yg kini telah tenang".. lirih hati dan kemudian lidah pun berhasil merangkai"kamu tak sendiri.. Sbnrx z pun telah serasa yatim jauh hari sebelum ini.. bersabar lah..."

#bersambung